Heyugo Girl

Artikel Kecantikan Gaya Hidup Tips Sehat

Pandemi virus Corona membawa cerita unik. Tingkat kehamilan juga naik di tengah pandemi. Menurut Yayasann Kesehatan, ini penyebabnya!

Pandemi virus Corona di Indonesia membuat tingkat kehamilan meningkat hingga sekitar 10 persen, ini sebabnya! Seperti yang diketahui, pandemi virus Corona tengah menjadi masalah yang serius di Indonesia. Di Indonesia sendiri, pada 4 Juni 2020, kasus virus Corona yang positif mencapai 28.814 kasus.

Sementara yang sembuh mencapai 8.892 dan meninggal dunia 1721 orang. Masyarakat dihimbau untuk melakukan karantina atau work from home. Di balik pandemi virus Corona, terdapat kisah menarik terjadi.

Pengurus Yayasan Kesehatan Perempuan Zumrotin K Susilo memprediksi angkakehamilannaik 10 persen di tengahpandemiCovid 19. Angka tersebut setara dengan 400 ribukehamilanbaru. "Sekarang ini kenaikan ibu hamil itu 10 persen."

"Jadi kira kira ada 400.000 kehamilan," ujar Zumrotin, dalam webinar 'Reformasi Kesehatan dan Pencapaian SDG's Indonesia', Rabu (3/6/2020). Akan tetapi, Zumrotin mengaku sangat tidak setuju dengan anggapan angkakehamilannaik akibat tidak adanya hiburan bagi masyarakat Indonesia. Menurutnya, hal ini dikarenakan pemerintah yang tidak memiliki atau tidak memikirkan ketersediaan alat kontrasepsi yang cukup.

Dia menegaskan, mayoritas yang hamil adalah mereka yang tidak ingin hamil. Melainkan, karena ketidaktersediaan alat kontrasepsi menjadikan yang bersangkutan hamil. "Saya sebetulnya tidak setuju kalau penambahan ini dianggap karena tidak punya hiburan."

"Orang menghadapi Covid 19 itu aja sudah stres, tidak mungkin mikir hiburan." "Jadi lebih kepada ketersediaan pemerintah memberikan alat kontrasepsi yang memadai." "Bukan karena tidak ada hiburan."

"Seakan akan rendah banget masyarakat Indonesia ini," imbuhnya. Zumrotin mengungkap pengalaman nyata di mana asisten rumah tangganya tidak bisa mendapatkan alat kontrasepsi. Selain itu, banyak alat kontrasepsi berjenis tablet dan suntik yang ternyata kosong persediaannya di puskesmas.

"Apalagi kalau orang miskin dan terdampak Covid 19." "Sekarang ini kan dalam kondisi ekonomi yang susah, boro boro uang untuk makan aja susah, mana mungkin buat beli alat kontrasepsi." "Itulah kemudian makanya dia jadi tidak menggunakan alat kontrasepsi," ulasnya.

Work From Home Bikin Perceraian dan KDRT Meningkat Presiden Jokowi memberlakukan kebijakan Work From Home (WFH) alias bekerja dari rumah selama masapandemiCovid 19. Pemberlakuan WFH itu berpotensi menimbulkan masalah, di antaranya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan meningkatnya angkat perceraian.

Hal ini diungkapkan dua dosen dari Universitas Indonesia. Mereka adalah Imam B Prasodjo, Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI); dan Dave Lumenta, Dosen Antropologi FISIP UI. Imam B Prasodjo menjelaskan, kebijakan WFH membuat ayah dan ibu yang pada umumnya banyak menghabiskan waktu di rumah, tiba tiba berinteraksi bersama sama anak di rumah.

Menurut dia, kebijakan WFH itu menimbulkan banyak perubahan di keluarga. “Yang negatif, angka perceraian meningkat." "Yang positif, semakin paham apa yang terjadi dalam keluarga sendiri,” katanya, pada sesi Forum Diskusi Salemba bertema 'The New Normal: Menjalani Kehidupan Normal di Tengah Pandemi Covid 19', Jumat (1/5/2020).

Selama ini, kata dia, karena ayah menghabiskan waktu bekerja di luar rumah, maka kerap tidak memperhatikan kondisi keluarga. Dia mengharapkan agar terjadi dampak positif di keluarga selama penerapan WFH tersebut. “Mudah mudahan positif. Harapan kualitas keluarga menjadi bagian penting dari hikmah Covid,” ujarnya.

Sementara, Dave Lumenta mengungkapkan terjadi peningkatan kasus KDRT selama penerapan lockdown atau karantina wilayah. “Selama lockdown (artikel) yang saya baca di Eropa meningkat KDRT,” kata Dave. Dia menjelaskan, angka kekerasan itu meningkat karena dampak dari tingkat stres seseorang.

“Orang banyak belum terbiasa di rumah 24 jam sehari." "Belum lagi ketakutan stres, ketidakpastian income (pendapatan)." "Orang stres persoalan psikosomatik. Mengganggu relasi dengan anggota di rumah,” tambahnya.

RELATED ARTICLES

5 Model Cincin Emas Terbaru untuk Pria

Bukan hanya wanita saja, pria juga membutuhkan perhiasan untuk menunjang penampilan. Selain jam, pria sangat menyukai cincin emas terbaru. Apalagi cincin emas untuk pria saat ini semakin banyak dan beragam. Jadi bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Setidaknya ada 5 model cincin emas untuk pria yang sedang…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *