Yogyakarta merupakan satu destinasi andalan di tanah air. Kota Budaya ini punya banyak spot wisata. Setelah lelah mengelilingitempat wisata di Jogja, restoran dan kafe menjadi tempat persinggahan yang pas untuk melepas lapar dan haus.
Nongkrong pun tak terelakan karena restoran dan kafe yang satu ini dijamin bikin traveler betah berlama lama sambil mengobrol. Penasaran? Berikut lima kafe hits di Jogja yang cocok buat yang gemar nongkrong:
Kafe Lawas 613 adalah satu tempat yang ramai didatangi anak muda untuk makan atau sekadar bercengkrama menghabiskan waktu. Lokasinya adalah di Jalan Prawirotaman II Nomor 613, tepatnya di bagian depan Adhisthana Hotel. Kafe dua lantai ini menyuguhkan tempat yang unik, perpaduan gaya retro dikombinasikan dengan furnitur yang terkesan lawas dan retro.
Kafe Lawas ini selalu ramai dikunjungi saat malam. Desain restorannya yang kekinian menjadi daya tarik kalangan anak muda. Di lantai kedua yang berkonsep semi outdoor biasanya menjadi favorit pengunjung yang ingin berkumpul sambil makan.
Pilihan furnitur kayu tanpa pelitur dipadukan dengan sofa berwarna abu abu menambah kesan lapang dan nyaman. Buatmu yang penasaran ingin mampir ke restoran ini, dapat merogoh kocek yang cukup terjangkau. Untuk makanan berat, bisa menikmati mulai dari harga Rp 25.000. Para pencinta gelato pasti akan senang jika mampir tempat ini.
Il Tempo Del Gelato, kafe khusus gelato yang berlokasi di Jalan Prawirotaman ini selalu tampak ramai setiap harinya. Kafe ini menyuguhkan variasi puluhan rasa es krim khas Italia, mulai dari rasa buah hingga kreasi rasa populer lainnya. Berbagai pilihan rasa mulai dari rasa cokelat dan buah hingga rasa unik seperti cinnamon, nutella, matcha tea, ginger, hazelnut praline, hingga lemongrass.
Selain gelato, traveler bisa memilih sorbet yang juga disuguhkan oleh Il Tempo Del Gelato. Jika ingin memesan dua rasa gelato dalam satu cone, kamu cukup membayar Rp 25.000 untuk menikmati di toko mungil berdesain industrial ini. Restoran yang terletak di Jalan Margo Utomo ini merupakan bangunan cagar budaya dua lantai yang disulap menjadi restoran yang unik.
Di lantai pertama, traveler akan menemui ruangan showroom untuk produk tas rajut dengan merek Dowa. Memasuki lantai dua, pengunjung akan disuguhkan restoran dengan dua pilihan ruang, yaitu indoor dan outdoor. Kombinasi ubin dengan penataan furnitur yang penuh warna menambah keistimewaan restoran berkonsep fine dining ini.
Bagi traveler yang ini menikmati sore bersama keluarga, lokasi di luar ruangan terasa nyaman dan lapang. Jika tertarik, silakan pilih meja di teras dengan pemandangan langsung ke Tugu Yogyakarta. Pilihan menu pun beragam, mulai dari menu western, menu Indonesia, hingga menu khas Honje.
Dengan harga menu makanan mulai dari Rp 30.000, traveler bisa menikmati suasana santai di restoran yang buka sejak pukul 11.00 hingga pukul 23.00 WIB. Betuliskan “ Jogjakarta” dengan pola warna warni tentu menjadi daya tarik dari Restoran Lokal. Restoran yang beralamat di Jalan Jembatan Merah Nomor 104C ini selalu ramai didatangi pengunjung terutama kalangan muda.
Makanan yang disajikan di restoran ini terdiri dari makanan lokal, makanan Asia, hingga western. Gita mengakui, meskipun banyak menu western tetapi koki berusaha untuk menggunakan bahan bahan lokal untuk diolah agar harga makanan bisa terjangkau kantong mahasiswa. Restoran ini beroperasi mulai dari pukul 6.30 pagi hingga 11 malam setiap harinya.
Kedai kopi yang beralamat di Jalan Gerilya Nomor 822 atau lebih dikenal dengan Jalan Prawirotaman II, Yogyakarta, ini menjadi satu lokasi tempat Rangga dan Cinta bertemu di Ada Apa dengan Cinta? 2 (AADC 2). Jika selama ini kedai kopi identik dengan gaya modern minimalis dengan mesin kopi yang cukup mahal, kedai yang satu ini mencoba menghadirkan konsep lama yakni kopi tubruk. Kopi favorit pengunjung adalah kopi yang berasal dari Gayo, Toraja, Papua, dan Flores, termasuk kopi dari lereng Merapi dan kopi dari Menoreh.
Kedai kopi ini tampak mungil saat dilihat dari bagian depan, tetapi penempatan kaca bening sebagai jendela membuat ruangan terasa lebih lega dan luas. Selaras dengan penyajian kopi yang menggunakan cara tradisional, dinding ruangan Sellie Coffee sengaja dibuat dengan anyaman bambu bercat putih sehingga memberikan kesan tradisional, tetapi tetap artistik. Beberapa lukisan karya seniman Kota Gudeg juga menghiasi dinding kedai ini.
Buatmu yang ingin mengunjungi kedai ini untuk bernostalgia dengan Rangga dan Cinta, tak perlu khawatir merogoh kocek terlalu dalam. Harga sajian di kedai kopi ini sangat terjangkau, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 20.000.