Heyugo Girl

Artikel Kecantikan Gaya Hidup Tips Sehat

Nama bakteria Listeria monocytogenes belakangan ini menjadi bahan perbincangan masyarakat di Indonesia. Hal tersebut buntut dari laporan Badan Obat dan Makanan AS (FDA) menyebut adanya jamur enoki yang terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes . Lembaga di bawah Pemerintahan Federal Amerika Serikat itu, menjelaskan jamur enoki terkontaminasi bakteri berasal dari perusahaan makanan Sun Hong Foods, Korea Selatan.

Diketahui bakteri Listeria monocytogenes menyebabkan penyakit berbahaya bernama Listeriosis. Ahli Mikrobiologi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr Umi Fatmawati SPd M Si membeberkan sejumlah fakta menarik terkait bakteri satu ini. Umi menjelaskan, bakteri Listeria monocytogenes pertama kali diisolasi pada 1924 oleh peneliti bernama Murray.

Faktanya bakteri ini pertamakali tidak ditemukan di tumbuhan jamur, melainkan dari dalam tubuh hewan. Kala itu, Murray mengamati Listeria monocytogenes dari sampel darah kelinci. Ketika itu, bakteri ini belum disebut Listeria monocytogenes , tapi menggunakan penamaan Bacterium monocytogenes .

Alumnus S3 Mikrobiologi IPB ini melanjutkan penjelasannya. Umi membeberkan Listeria monocytogenes memiliki bentuk batang yang dilengkapi flagel, sehingga membuatnya mampu berpindah tempat. Selain itu, bakteri ini tergolong kepada bakteri gram positif.

"Kandungan peptidoglikan yang lebih tebal sehingga bentuk selnya lebih kaku dan stabil,"imbuhnya. Kriteria selanjutnya dari bakteri ini memiliki sifat fakultatif anaerob. Sifat tersebut membuat Listeria monocytogenes dapat hidup tanpa oksigen (intraseluler) maupun jika ada oksigen rendah juga bisa hidup.

Umi mengatakan, lewat sifat fakultatif anaerob inilah Listeria monocytogenes menjadi unik dari dari bakteri bakteri secara umum. "Kemudian menarik dari bakteri ini, dia beda dengan bakteri lain. Pada suhu 0 derajat masih bisa tumbuh. "Beda sama namanya bakteri Escherichia coli misalnya, kalau di suhu rendah itu dia non aktif."

"Meskipun Listeria monocytogenes berada di kulkas misalnya, dia masih bisa berkembang biak," urai Umi. Umi menyebut bakteri Listeria monocytogenes sangat mudah dijumpai dilingkungan sekitar tempat manusia tinggal. Sebut saja seperti tanah, air atau di bagian makluk hidup lainnya yang telah mati.

"Di lingkungan manapun kita bisa menjumpai bakteri ini. Cuman populasinya tidak banyak." "Bakteri ini juga dapat ditemukan saat pembuatan kompos," jelasnya. Namun dalam kondisi tertentu seperti ketersediaan nutrisi atau lingkungan membuat Listeria monocytogenes dapat berkembang biak serta berubah sifatnya menjadi patogenik (mengeluarkan toksin atau racun).

Toksin itu berupa listeriolysin dan hemolisin yang dapat merusak sel inang. "Misalkan di jamur ada kandungan asam glutamat yang tinggi. Ini bisa menjadi memantik sifat jahatnya bakteri ini." "Atau ketika menempel di makanan, ada karbohidrat dan lain sebagainya. Bisa juga memicu Listeria monocytogenes bersifat patogenik," kata dia.

Umi menegaskan, selama jumlah Listeria monocytogenes tidak banyak, maka tidak berbahaya bagi manusia.

RELATED ARTICLES

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *