Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane dipastikan akan mengukir sebuah catatan istimewa ketika timnya menghadapi Eibar dalam laga lanjutan Liga Spanyol. Real Madrid dijadwalkan akan bertanding melawan Eibar, Senin (15/6/2020) dinihari. Laga antara Real Madrid kontra Eibar rencananya akan dihelat di Stadion Alfredo Di Stefano.
Pertandingan tersebut akan terasa cukup spesial bagi Zidane yang kini menjabat sebagai pelatih Real Madrid. Duel melawan Eibar akan membuat Zidane telah mencapai 200 pertandingan sebagai pelatih tim berjuluk Los Blancos tersebut. Dilansir , catatan tersebut akan menjadikan Zidane sebagai pelatih ketiga Real Madrid yang mampu mencapai 200 laga.
Sebelumnya, sudah ada dua nama pelatih legendaris yang menempati urutan pertama dan kedua dalam daftar pelatih terlama yang menangani Real Madrid. Posisi puncak ditempati oleh Miguel Munoz yang mencatatkan 605 laga ketika membesut Los Blancos. Sementara, Vicente del Bosque menjadi nama kedua yang telah menorehkan 246 laga.
Walaupun baru menginjak 200 laga, namun prestasi yang telah ditorehkan Zidane semenjak menangani Real Madrid dapat dikatakan cukup sensasional. Bagaimana tidak, Zidane mampu menjadi dalang utama keberhasilan Real Madrid meraih gelar juara Liga Champions dalam tiga musim beruntun. Sebuah prestasi yang belum pernah ditorehkan tim manapun di era sepak bola modern seperti ini.
Selain mampu mempersembahkan tiga trofi Liga Champions, Zidane tercatat juga membantu Real Madrid meraih tujuh trofi bergengsi lainnya. Mulai dari Piala Super Eropa (2x), Super Copa Spanyol (2x), Piala Dunia Antar Klub (2x), dan Liga Spanyol (1x). Legenda Timnas Perancis tersebut juga telah memenangkan sebanyak 131 dari 199 pertandingan bersama Real Madrid sebagai seorang pelatih.
Sebuah catatan sensasional yang berhasil ditorehkan pemenang Ballon d'Or 1998 tersebut. Hanya saja, perjuangan tidak mudah tengah dirasakan Zidane untuk bisa mengembalikan kejayaan Real Madrid pada musim ini. Real Madrid tercatat mengalami penurunan performa setelah Zidane sempat memutuskan hengkang pada tahun lalu.
Selain itu, kepergian Cristiano Ronaldo yang menjadi andalan Zidane kala itu sudah memilih ke Juventus. Kepergian Ronaldo memang menyisakan lubang besar tersendiri bagi performa Real Madrid. Menarik untuk melihat bagaimana usaha dari Zidane untuk bisa mengembalikan performa timnya ke titik terbaiknya lagi.
Carlo Ancelotti mengutarakan bahwa pengalamannya pernah melatih Zinedine Zidane semasa di Juventus mampu mengubah idenya tentang cara bermain sepak bola. Sebelum menuai kesuksesan melatih AC Milan, Ancelotti memang sempat dipercaya menangani Juventus pada tahun 1999 2001. Selama menangani Juventus yang kala itu masih diperkuat Zidane dan Del Piero justru Ancelotti gagal mempersembahkan trofi bergengsi.
Walaupun demikian, ada banyak pembelajaran yang didapatkan oleh Ancelotti selama menangani Juventus. Salah satunya ketika ia berkesempatan melatih salah satu pemain terbaik dunia, Zidane. Tak segan, Ancelotti mengakui kehadiran Zidane saat itu yang bertindak sebagai pemain membantunya berkembang dalam meniti karir sebagai pelatih.
Kehadiran Zidane dinilainya sebagai sesuatu menarik yang akhirnya mengubah ide Ancelotti perihal permainan sepak bola. "Zidane adalah pemain pertama yang memberi saya kemungkinan untuk mengubah sistem dan bermain dengan cara yang berbeda," ujar Ancelotti kepada Sky Sport. Salah satu perubahan ide perihal gaya bermain terlihat bagaimana Ancelotti mengubah formasi utama ketika menangani Juventus kala itu.
"Jadi ketika saya memiliki Zidane pada tahun pertama di Juventus, saya bermain dengan sistem 3 4 1 2," ungkap Ancelotti. "Formasi itu menempatkan Del Piero dan Inzaghi di depan dan Zidane sedikit di belakang," kenangnya. "Tahun kedua, saya bermain dengan empat gelandang kembali tetapi tetap mempertahankan dua striker di depan dan satu nomor 10, seperti Zidane," sambung eks pelatih AC Milan tersebut.
Pelatih yang pernah menangani Real Madrid tersebut tak sungkan menyatakan Zidane mampu membuat ide Ancelotti sebagai pelatih cukup berkembang. "Zidane mampu mengubah ide saya tentang sepak bola, saya sangat fokus sebelum Juventus menggunakan formasi 4 4 2," jelas Ancelloti. "Setelah Zidane, saya bisa berubah, saya ingin menempatkannya di posisi terbaik baginya, untuk membuatnya lebih nyaman di lapangan," jujurnya.
"Pengalaman di Juventus bagus menurut saya karena saya harus mengerti betul bagaimana klub harus bekerja untuk manajer," tambah eks pelatih Chelsea tersebut. Hingga pada akhirnya, Ancelotti pernah bekerjasama kembali dengan Zidane dalam peran berbeda ketika di Real Madrid. Saat itu Ancelotti menjadi pelatih Real Madrid, sedangkan Zidane didapuk sebagai assisten pelatih.
Keduanya mampu berkolaborasi dengan baik, terbukti Real Madrid mampu mendulang gelar Liga Champions pada tahun 2014.