Presenter Najwa Shihab menanggapi fenomena yang belakangan ramai diperbincangkan publik, yakni soal maraknya kerumunan yang terjadi di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Beragam peristiwa yang sempat viral menunjukkan perilaku sejumlah masyarakat yang tidak peduli dengan aturan penanganan wabah virus corona. Kekecewaan dan rasa sakit hati disuarakan oleh mereka yang merasa sia sia selama ini menaati aturan dengan tetap berada di rumah.
Terkait hal itu, Najwa Shihab mengingatkan kepada masyarakat, bahwa tidak ada tindakan yang sia sia. Termasuk taat aturan dengan tetap berada di rumah, meski di luar banyak orang yang tetap berkerumun. Hal itu diungkapkan Najwa dalam akun Instagram pribadinya, @najwashihab, Selasa (19/5/2020).
Mulanya, Najwa mengulas kembali soal peristiwa viral yang belakangan terjadi. Peristiwa tersebut mulai dari kerumunan orang di Mall CBD Ciledug, saat mall kembali dibuka setelah tutup, Minggu (17/5/2020). Antrian penumpang yang terjadi di Pelabuhan Gilimanuk, Minggu (17/5/2020).
Kerumunan yang terjadi di Pasar Anyar Bogor, Sabtu (16/5/2020). Kerumunan yang terjadi di pusat perbelanjaan Roxy Square Jember, Senin (18/5/2020). Kemudian kerumunan orang di penutupan gerai McDonald's Sarinah, Jakarta, Minggu (10/5/2020).
Lalu penumpukan calon penumpang di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Kamis (14/5/2020). "Bertahan dalam situasi pandemi itu sulit pasti, dan ketika ada kerumunan di berbagai tempat yang kita saksikan hari hari ini, memang bisa membuat kita patah hati," kata Najwa dalam video yang diunggahnya. "Patah hati ketika melihat video kerumunan di ceremony penutupan McD Sarinah."
"Juga ketika melihat antrean penumpang di Bandara Soekarno Hatta yang berdesak desakan," terang Najwa. Menurut dia, antrean yang terjadi di Bandara Soekarno Hatta merupakan imbas dari kebijakan pemerintah yang membuka kembali operasi seluruh moda transportasi, termasuk pesawat terbang. "Atau kesal melihat hal hal mirip lainnya yang kita temukan di berita dan media sosial."
"Kerumunan orang tanpa protokol kesehatan ketat di berbagai tempat umum," ujar dia. Dari berbagai peristiwa itu, Najwa mengaku dirinya banyak menerima pesan berisi curhatan kekecewaan dan sakit hati. Menurut dia, rata rata dari mereka mengeluhkan hal yang sama, yakni soal rasa kecewa dan jengkel saat melihat banyak warga yang mengabaikan protokol kesehatan penanganan Covid 19.
"Banyak sekali pesan yang masuk ke saya yang curhat, merasa dikhianati, pengorbanan yang sia sia, hingga pasrah, terserah," ungkap Najwa. Banyak dari mereka yang merasa sia sia telah mematuhi aturan protokol kesehatan penanganan Covid 19, sementara di sisi lain masih ada warga yang tidak peduli. Selain itu, ada juga seorang perawat yang menyampaikan keluhannya yang telah berjuang mati matian dalam penanganan pasien corona.
Tenaga medis merasa kecewa lantaran sejumlah warga yang mengabaikan anjuran pemerintah untuk tetap jaga jarak, pakai masker dan tidak mudik. Ada juga kekecewaan yang disuarakan terhadap pemerintah yang dinilai tidak tegas dalam menegakkan aturan PSBB. Terbukti dengan masih banyaknya warga yang melanggar aturan.
Menurut Najwa, ekspresi yang lumrah, perasaan perasaan patah hati, marah, geram itu muncul ketika melihat kenyataan itu. Wajar bila ada yang mempertanyakan mengapa tampaknya sejumlah pihak seperti tidak peduli pada kepentingan bersama. Namun, Najwa mengingatkan, jangan sampai hal itu melunturkan komitmen kita dalam memerangi penyebaran wabah Covid 19.
"Penting kita pahami bahwa, kita sama sama jaga jarak dengan tujuan yang sama tapi motivasinya mungkin berbeda." "Tujuannya sama memutus rantai penularan di Indonesia, tapi motivasinya bisa saja lain lain." "Ada yang ingin segera mencari pekerjaan baru demi menghidupi kembali keluarganya, ada yang ingin melepas rindu bertemu kekasih, ada yang mungkin ingin segera nongkrong bareng lagi dengan teman se genk," kata Najwa.
Menurutnya, kita perlu memahami perbedaan perbedaan itu, namun apapun motivasinya kita harus mulai menyatukan komitmen. Yakni bertahan dalam perjuangan membuat kondisi lebih baik, sehingga masing masing orang bisa memenuhi masing masing motivasinya. Lebih lanjut Najwa menjelaskan, pandemi ini memang masalah yang hanya bisa ditangani secara kolektif, perlu kontribusi semua orang.
"Makanya penting menyadari ini bukan demi diri sendiri saja, namun juga demi orang lain." "Kita melakukan ini untuk para tenaga kesehatan yang sudah bertaruh nyawa, untuk para karyawan yang sudah dirumahkan berminggu minggu." "Untuk para pengusaha yang menutup usahanya, dan untuk bangsa negara yang sudah merugi sangat banyak," ungkap Najwa.
Terakhir, Najwa menekankan, bahwa tidak ada yang sia sia dalam perjuangan melawan wabah Covid 19. "Tidak ada yang sia sia ketika masih bisa melihat keluarga kita atau orang orang terdekat kita sehat dan terjaga." "Setiap kali memandang mereka kamu bisa berkata dalam hati 'itu karena aku hari ini tidak melanggar apapun'."
"Kita sudah sejauh ini, kalah bukan pilihan kawan kawan," tegas Najwa.