Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), Mayagustina Andarini menjelaskan alasan mudahnya obat Herbavid 19 mengantongi izin edar. "Hal itu tergantung dari tingkat kesulitannya, kompleksitas formula, dan metode pembuatan yang digunakan," imbuhnya. Lalu terkait adanya evaluasi dalam penerbitan nomor izin edar, Maya menjelaskan, ada referensi penilaian yang berlaku.
Terlebih jika obat tersebut sudah memiliki data empiris sebelumnya. Artinya, data tersebut dapat memudahkan dan mempercepat evaluasi terkait nomor izin edar sebuah obat herbal itu. "Namun, jika belum ada data empiris sebelumnya, maka diperlukan kajian dan evaluasi lebih lanjut dalam proses pemberian izin edarnya," ungkap Maya.
Maya menerangkan, obat herbal dari Satuan Tugas Lawan Covid 19 DPR RI itu sudah memiliki data empiris. Hal itu lah yang membuat proses keluarnya nomor izin edar dari Herbavid 19 sangat cepat. "Untuk evaluasi dalam penerbitan NIE, jika sudah ada data empiris sebelumnya akan menjadi referensi penilaian."
"Sehingga memudahkan evaluasi dan dapat mempercepat proses evaluasi," kata dia. Sedangkan untuk obat herbal baru, harus dilakukan review terlebih dahulu dengan tim ahli. Sehingga dapat membutuhkan waktu yang relatif lebih lama.
Lantas apa yang dimaksud dengan data empiris ? Maya menerangkan, riwayat empiris itu berarti adanya riwayat penggunaan oleh nenek moyang atau sudah digunakan turun temurun. Biasanya riwayat empiris itu tertulis dalam buku buku pengobatan tradisional.
Menurut Maya, produk Herbavid 19 itu diterbitkan dengan berbagai macam klaim. Di antaranya, membantu memelihara daya tahan tubuh, pereda batuk, demam dan melegakan tenggorokan. "Nomor izin edar untuk produk Herbavit–19 diterbitkan dengan klaim membantu memelihara daya tahan tubuh, pereda batuk, demam dan melegakan tenggorokan, serta penandaan yang harus memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku," jelasnya.
Selain itu, Maya menuturkan produk Herbavid 19 tidak akan didistribusikan secara komersil. Menurutnya, obat herbal tersebut akan disebarluaskan hanya untuk keperluas donasi dan dalam jumlah yang terbatas. "Produk tersebut tidak untuk didistribusikan secara komersial."
"Hanya keperluan donasi atau terbatas," lanjutnya. Anggota DPR RI Komisi VI, Andre Rosiade mengatakan, sudah banyak masyarakat yang sembuh setelah mengonsumsi obat Herbavid 19. Tetapi ia mengaku banyak masyarakat yang memberikan testimoni setelah mengonsumsi obat tersebut.
"Herbavid 19 membantu mempercepat penyembuhan, faktanya banyak yang memberikan testimoni kepada kami kalau mereka sembuh karena Herbavit 19." Menurut Andre, testimoni dari masyarakat yang sembuhkarena mengonsumsi Herbavit 19 terdapat di akun Twitter Satgas Covid 19 DPR RI. Selain itu, Andre menerangkan, beberapa masyarakat yang mengonsumsi obat Herbavid 19, sudah merasa membaik dan tengah menunggu hasil tes swab.
Andre juga menegaskan pada hari pertama dan kedua setelah Herbavid 19 dikonsumsi pasien corona, sudah terlihat adanya perbaikan kondisi kesehatannya. "Memang lagi menunggu hasil swab." "Jadi masyarakat yang rata rata kami berikan, langsung pada hari pertama dan kedua sudah ada perbaikan."
"Sudah merasa sehat di hari ketujuh," ungkapnya.