Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah, Khairul Ghazali mengatakan, sangat kecewa dengan kondisi pesantren yang diasuhnya karena hampir setiap bulan selalu disatroni oleh pencuri. Bahkan aparat keamanan yaitu polisi dan BNPT pun seperti tidak berdaya menghadapinya. Pondok pesantren khusus mendidik anak anak mantan teroris itu kemalingan. Bahkan, spanduk pesantren ditumbangkan oleh Orang Tidak Dikenal (OTK)
Ia mengaku resah karena tiap bulan pondok pesantren itu kemalingan. Teranyar mereka kehilangan tabung gas elpiji 12 kilogram. Lalu, mesin babat dan mesin senso. Sebelumnya, mereka kehilangan mesin pompa air masjid dan sepeda motor. “Secara rutin hampir setiap bulan pencuri menggasak barang barang milik pesantren Al Hidayah. Sejak 2016, pencuri terus menerus menggasak barang di ponpes, mulai dari mesin air mesjid (sudah 5 kali), sepeda motor (sudah 3 unit), mesin babat (sudah 3 unit), tabung dan kompor gas (sudah3 kali)” katanya.
Selanjutnya, mereka juga kehilangan laptop, handphone, beras, kipas angin, televisi, ternak ayam, angsa dan itik. Karena itu, ia menduga pencuri merupakan masyarakat di sekitar pondok pesantren. Selama ini, ia kerap melaporkan pencurian itu ke polsek maupun Polrestabes Medan namun tidak ada pencuri yang ditangkap. “Aparat tidak berdaya menangkap satupun pencuri sebagai efek jera, malahan pencurian dan perusakan di pondok pesantren binaan BNPT dan Polda Sumut semakin ganas.
Jika ini terus menerus dibiarkan dan tidak ada tindakan hukum dari kepolisian akan mengganggu proses belajar mengajar,” ujarnya. Saat ini masih dilakukan upaya konfirmasi ke Polsek Sunggal maupun Polsek Kutalimbaru. Namun, hingga berita ini tayang pihak polsek belum memberikan keterangan.